Tuesday 10 February 2009

Dreams of a Father

Anakku, kalau kau besar nanti, jadilah seorang juara. Jadilah yang tercepat, yang terkuat, yang terhebat; seperti aku ini. Darahku adalah darahmu, maka mimpiku adalah mimpimu. Dan berusahalah sekuat tenaga untuk mewujudkannya. Karena kemenanganmu hakikatnya adalah keberhasilanku. 


Anakku, kau harus tahu bahwa aku selalu benar. Aku tidak pernah salah. Aku tahu yang terbaik untukmu. Dibelakangku ada pengalaman. Aku telah alami pahit manis kehidupan. Maka lakukanlah seperti yang aku katakan. Karena kau tidak tahu sesuatupun.

Anakku, bila aku tua nanti, senangkanlah hatiku. Jadikan aku bangga memilikimu. Aku tidak mengharap balas budi darimu, namun bukankah tujuan seorang anak dilahirkan adalah untuk memberi kebahagiaan bagi orangtuanya?

Anakku, satu hal lagi, jangan merokok, biar aku saja yang merokok.

(Sang anak matanya mengerjap-ngerjap di buaian ayahnya. Sepertinya sudah saatnya untuk makan)

8 comments:

Marshmallow said...

aku membaca tulisan ini jadi merasa somewhere in between geli dan sedih.
geli membaca keinginan sang ayah yang (rasanya) narsis, cinta banget sama dirinya, tak semata cinta anaknya.
sedih mengingat di dalam hati ayah-ayah di dunia ini, bukan mustahil doa semacam itu dipanjatkan.

Unknown said...

ayahku.....semoga aku bisa memenuhi harapan2mu...

duh, si ayah harapannya banyak amat ya.

Babisuper said...

kompleks memang...

Anonymous said...

@marshmallow
iya, hemma, banyak ayah yg berpikir bahwa anak mereka adalah bagian dari property mereka. mungkin mereka memandang anaknya sperti mobil? hehe..

@sang cerpenis
hehe.. iya, fanny, seakan-akan anak2 blm cukup dipusingkan oleh harapan2-nya sendiri yg blm terwujud, eh, ini masih ditambah lagi sama harapan sang ayah

@babisuper
hubungan orangtua dgn anak memang sulit dirumuskan, guh. apalagi kalo si anak sdh semakin beranjak dewasa. saat dimana definisinya tentang hidup mungkin berbeda dgn yg ada di kepala orangtuanya.

Anonymous said...

oh....
sudah punya anak ya?

Anonymous said...

kunjungan balik..
bapaknya curang.. (rokok!) :)

Anonymous said...

sorry to say : arrogant!

1. orangtua tidak selalu benar, orangtua sangat mungkin melakukan kesalahan. Contoh : orangtua selalu merasa paling tahu tentang anaknya, dan sudah memetakan tujuan hidup si anak bahkan mungkin sudah menyiapkan tempat dimana si anak akan dimakamkan. Pada kenyataannya, nggak semua orangtua tau tentang anaknya, bahkan ibu yang mengandung anak itu. karena stelah anak itu dilahirkan, pada hakikatnya dia adalah individu yang lain, yang memiliki keinginan yang lain.

2. mimpi orangtua BUKAN mimpi anak. Setidaknya bukan keharusan. karena nggak semua anak punya kapabilitas yang sama untuk mewujudkan mimpi orangtuanya. dia kan manusia juga, dia berhak memiliki mimpi dan keinginan sendiri...

3. alinea ketiga, kontradiktif. mengharapkan anak membanggakan orangtua, berarti berharap balas budi. semua orangtua pasti ingin dibuat bangga oleh anaknya, tapi menurut gw, anak bukan dilahirkan untuk membanggakan orangtua. Anak dilahirkan untuk melanjutkan nilai2 baik, memberikan lebih banyak energi positif, dan menebarkan kebaikan lebih banyak lagi di muka bumi. entah bagaimana caranya, entah dalam ruang lingkup sempit atau luas

4. terakhir... kalo bapaknya mau merokok, jangan di depan anaknya... itu sama aja memberi contoh *kalau mau anaknya nggak merokok*

gw masih jadi anak, belum tentu akan menjadi ibu suatu hari nanti, tapi yang jelas, konsep orangtua-anak seperti yang ditulis di atas :)


makasih atas kunjungan ke blog gw :) *suka foto2 yang ditampilkan disini, anyway*

Anonymous said...

@splendidofsun
hehe.. i'm sure you're gonna be a good mother.
sad but true, masih banyak orangtua yg berpikiran sperti itu