Saturday, 11 April 2009

Ode, Aubade, Elegi Tanggal Limabelas

(1)
aku kesepian makanya aku pergi ke telaga
ketika tiba, kudapati pemandangan mempesona
di muka airnya kulihat sebentuk sabit berwarna kuarsa
kupikir-pikir dia persis gambar senyum di sampul buku tulisku
pasti dia bakal jadi teman yang lucu

aku lari pulang mau ambil stoples
lalu lari lagi cepat-cepat kembali padanya
pokoknya dia harus jadi milikku
punyaku seorang
dan stoples ini akan jadi rumahnya

aku mengendap mendekatinya
jangan berisik, nanti dia hilang
tapi kau teruslah bernyanyi, kodok
supaya dia tidak dengar kakiku yang menginjak dedaun kering

hap! sekali kayuh dia kutangkap
stoples pun kututup rapat-rapat
tapi kok cuma ada air di dalamnya?
ah, mungkin dia masih malu

aku lalu pergi ke gunung
kulangkahi sungai, kuterobos hutan
mendaki itu memang berat
tapi ada dia di gendongan membuatku terus semangat

sesampai di atas, kukumpulkan batu-batu
yang besar sama besar, kecil sama kecil 
kususun-susun, kubuat sebuah kuil 
di tumpuk paling puncak, kutaruh stoples itu
yang cantik pantasnya ya di pucuk gunung
biar untuk mencapainya harus terseok-seok terbungkuk-bungkuk

ayam berkoar tanda sudah fajar
ya ampun, aku kan harus pergi ke ladang
lekas-lekas ku turun gunung
tapi sebelum pergi, untuknya kutinggalkan senyum
"aku janji akan sering ke sini"
apalagi kalau diri ini sedang sepi lagi

(2)
hati senang bukan kepalang
malam ini aku akan ketemu dia lagi
maaf, aku sudah lama tidak datang
aku capek kerja di ladang

hah, dimana dia?
stoplesnya ada, tapi dia lenyap
adakah pencuri?
atau dia melarikan diri?

buru-buru aku ngebut ke telaga
kalau beruntung mungkin dia masih di sana
ternyata usahaku tidak sia-sia
di muka air dia menyapa

eh, itu bukan dia
mirip dia tapi bukan dia
kepalanya benjol dan tersenyum pun enggan
tapi ah, peduli setan
saat ini aku cuma butuh teman

kutangkap lagi
kumasukkan stoples lagi
kututup rapat lagi
kuantar ke gunung lagi

kuil segera kubongkar
lalu kugali lubang yang tidak dalam
di liang itu dia bersemayam
atasnya pun kutumpuki batu biar aman
"besok aku ke sini", janjiku

(3)
huh, pekerjaan ini bisa bikin aku sakit ayan
tapi toh tiap hari tetap jua kulakukan
karena si amir sudah punya sapi enam
si beno bisa bikin rumah gedong lapis pualam
si candil kepengnya sampai berpeti-peti
jangan tanya lagi, ini soal gengsi, bung! 

sial, lagi-lagi aku lupa
entah sudah berapa hari aku alpa
dia pasti cemberut menungguku
bisa-bisa dia nanti hilang lagi

dugaanku memang benar
kali ini dia marah besar
bahkan air dalam stoples pun tiada
padahal berani sumpah stoples kututup rapat
dan batu-batu di atasnya kutumpuk padat

hatiku hancur
tulangku lunglai, badanku rebah
tapi eh, tidak disangka-sangka
ada kejutan untukku di langit  
dia di atas sana dalam bulat penuh
memang bukan senyumnya tapi aku yakin itulah dia
dia tak bisa lagi lebih sempurna
kurasakan harapanku kembali terbit

aku benar-benar terpana
bulu matanya lentik, pipinya emas
parasnya cantik tapi matanya menjeling
katanya, "aku bukan engkau yang cuma janji melulu"

aku ingat malam itu tanggal limabelas
aku juga tak lupa dalam hati aku bersumpah:
"takkan lagi tanggal limabelas aku pergi keluar rumah"

13 comments:

chindy tan said...

apakah tidak banyak hati yang bisa punya keinginan bahkan obsesi untuk 'memiliki-state' yang tak pernah kita cicip rasanya, yakni senyum teduh dari pelepasan keterikatan diri akan panca skandha. saya tidak tau darimana harus mengawali perburuan untuk obsesi ini, mungkin belajar terus terjaga, berkontak dengan diri, mengikuti tiap loncatan pikiran, gedoran keinginan, pekat dan encernya rasa..saya sedang meditasi dengan mata terbalik, bola mata muter ke dalam, mengamati diri...saya ingin bisa mengamati sedetil mungkin
kok jadi ngelantur ya;)

Nia Janiar said...

Ini refeksi bulan?

SunDhe said...

sangat menarik.
tetapi koz lagi2 saya begitu cupu dalam dunia puisi ato syair.
bolehkah bertanya apa itu ode dan audabe? (hikz.. ga ktulungan ne dudulnya daku T_T)

btw..
kenapa tulisan2mu bisa sehebat ini yah :(
sampe serasa aku ikut di dalamnya
dari awal ampe akhir.
hingga aku merasa aku bukan orang punya komitmen.
ketika berjanji, betapa banyak yang tak terpenuhi.

^^

ezra said...

chindy:
iya, mbak. melongok ke dalam diri itu penting. jgn sampai bdiri aja blm tegak udah berani ngatur2.
jaah.. dibahas. tambah nglantur..

nia:
menurutmu gimana? :)
btw, skrg masi tgl 15 lho. kalo beruntung dya mungkin masi keliatan

dhe:
yee.. beli dong kamus. *jitak*. hehe..
ode & aubade tu hampir sama. pokoknya tentang puji2-an.
weehh.. napa mukanya gitu?
ayo terus menulis n jgn suka ingkar janji ya.. (ngomong sama diri sendiri)

Yoes Menoez said...

"Mendaki itu memang berat
Tapi ada dia di gendongan membuatku terus bersemangat"
Rasa tanggung jawab untuk mewujudkan impian (atau bahkan mimpi itu sendiri) memang membuat hidup lebih hidup...begitukah maksudnya?
Ngomong2, warna kuarsa itu kayak apa ya? Jangan dijitak lho, emang gak nemu di kamus (kamusku kurang tebal kali ya)he he...

Anonymous said...

indah bener tulsiannya !!!
bikin saya jadi iri....
mantabs

Marshmallow said...

ah, rembulan lima belas memang selalu mengundang romantisme.
berteman bulan, betapa kesepian diri tokohmu itu, ezra.
biar kuisi toples itu dengan ikan mas koki saja. tak perlu diletakkan di puncak menara batu di atas gunung, cukup di meja sebelah tempat tidur saja, dan bisa dinikmati sesewaktu.

ezra said...

yoes menoez:
*tepuk-tepuk punggungmu* pinter.. pinter.. hehe..
hmm.. kuarsa ya? aku sih membayangkan warna kuarsa sperti kaca. jd tembus pandang gitu.

eka:
eh, ngomong sama aku ya? hehe..
mending iri deh, daripada benci

marshmallow:
aku sdh prnah mencobanya. spertinya aku ga cocok punya peliharaan. :)

yoan said...

bulan dalam stoples...
tambahkah gula yang banyak agar ia tak cepat basi...

*oranggilayangmenganggapbulanserupamangga*

Ninda Rahadi said...

kalau aku merasa sepi,,, semakin ramai entah kenapa aku semakin merasa sepi :s

ezra said...

yoan:
tambah garam dan cabe dikit. hmm.. nikmat..
*temennyaoranggilayanglagingidammakanasinanmangga*

anindya:
kesepian di keramaian.
hmm.. sounds familiar

Poppus said...

gak tau mau komen apa iiih


*speechles mulai ngeces

ezra said...

brokoli:
eh, ada popih.
nih.. buat kamu.. *mengulurkan saputangan*