dan tersebutlah suatu waktu.
istimewa.
seperti semua mata melihat ke kanan dan matamu terpaku ke kiri.
seperti barisan angka berkombinasi cantik.
seperti jatuh cinta di hari jumat.
waktu yang menunggu.
seperti bel pulang sekolah menunggu murid menjadi gelisah.
seperti clarinet yang bernyanyi setelah cello dan piano bungkam.
seperti peraman anggur tahun 1923 dalam botol yang gendut dan bosan.
dan tak ada waktu yang lain.
karena hanya pada saat itu cahaya datang dari titik tertentu,
dan bayangan jatuh dengan cara tertentu.
satu perseribu detik yang membedakan antara pemenang dan pecundang.
seperti pintu yang memisahkan dua kubu.
karena tepat pada saat itu tubuh buruan memberi isyarat ia siap menerima peluru.
pada saat itu semesta bergerak bersamamu,
dan memastikan semua hal tidak terjadi padamu pada saat bersamaan.
*******
namun ada waktu yang lain.
ia bukanlah tahun, bulan, atau minggu.
karena dalam satu hari, ibu hanya tampak seperti seorang nenek keriput yang gundah.
karena dalam satu jam, kau adalah seorang remaja pemarah.
karena dalam satu menit, air mata dapat mengaliri pipi temanmu yang lincah.
karena waktu ini adalah perjalanan.
dan kita adalah pengelana yang terhubung oleh suatu kebetulan terencana.
kita adalah petualang yang melaju dalam mobil tercepat yang pernah dibuat.
tanpa sabuk pengaman, tanpa kantong udara.
karena kita ingin tetap awas,
karena kita ingin tahu apa yang menghantam kita,
karena jika kita tidak tahu berarti kita kalah, juga dungu.
dan betapa kita percaya bahwa ada hal besar yang segera datang.
namun bukan ide tentang dunia yang lebih baik,
bukan pula tentang keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh umat manusia.
tapi mungkin seperti senja yang diisi dengan melipat origami;
mungkin seperti gambar naif tentang gunung, dan petak sawah, dan burung-burung;
mungkin seperti keindahan kecil yang dikerjakan oleh tangan-tangan kecil.
dan bagaimana kita memisahkan diri dari ambisi mengejar kebahagiaan.
karena kita tahu kebahagiaan tak kekal.
ia seperti elang.
namun kakinya buntung.
gamang hinggap, senang terbang.
dan tentang waktu demi waktu perenungan.
di toilet, di loteng, di bangku taman.
berpikir apa saja, mengutuki apa saja, berdoa apa saja.
seperti serdadu yang baru pulang dari medan perang.
*******
jika aku tua nanti, aku menolak takluk.
namun jika aku sungguh tunduk, maka mainkan lagu ini.
sebagai pengingat
bahwa kita adalah aku dan kamu,
bahwa kita pernah muda,
bahwa kita pernah bebas,
bahwa kita tak pernah menyesal.
karena waktu adalah semacam peringatan,
tentang kini yang hadir dan kelak yang kita tak pernah tahu.
seperti gelap yang bersama kita sebelum terang dan sesudah benderang.
dan kita adalah laron yang mengerubungi lampu-lampu iklan.
7 comments:
"dan bagaimana kita memisahkan diri dari ambisi mengejar kebahagiaan.
karena kita tahu kebahagiaan tak kekal"
darn! im late for gde prama,
i'm not happy, i'm content.
contentedness is not exactly a synonim of happiness.
so, here goes d dalai-lama wannabe eh?
dan seperseribu detik juga yg bisa mengubah air mata bahagia menjadi air mata duka...dan sebaliknya...
Dari pengalaman nih, kalo tiba2 ketawa2 heboh sering mikir mau ada apa ya habis ini...dan sebaliknya kl tiba2 berasa sediiiiih pasti sebentar kemudian ada kebahagiaan yg tak terduga...beda tipiiiis pokoknye...!
puisi reminder ..nya bagus dan menari untuk dibaca
@yoes : jangan trlalu senang atau trlalu sedih mbak ;)
dan,kenapa dengan jatuh cinta di hari jumat?:)
mantap..
bahasanya bikin betah dan pengen baca sampai tamat..
kunjungi jg bahan bacaan saya :
jurnal ekonomi andalas
Post a Comment