Wednesday 4 March 2009

Four Minute Warning

I

"... This is your four-minute warning ... "

Sirene menyalak. Nadanya monoton lagi panjang. Semua orang berusaha berteriak lebih keras 
dari yang lain. Anak-anak sama takutnya dengan bapak-bapak. Kepanikan menyerang seperti 
segerombolan prajurit lebah yang marah. Gaduh mengiringi seisi kota yang bergerak. Hari ini 
kami punya tujuan yang sama di kepala: pergi ke bawah tanah, pergi sejauh mungkin dari 
permukaan.

Empat menit dari sekarang semuanya mungkin sudah berakhir. Ketika selubung asap hitam 
terangkat, akan tampak seluruh kota luluh lantak. Bau kematian meruap. Udara beracun segera mengisi paru-paru yang sekarat. Air mata kering meratapi bangkai-bangkai yang tergeletak pada apa yang dulunya merupakan jalan raya. Api membakar dosa dan mimpi-mimpi. Penyesalan datang bersama maaf yang tak sempat terucap. Kami hancur oleh awan kebencian yang bernama dominasi. Ini pasti mimpi, ini tidak benar-benar terjadi.

Di mana ayahku, ibuku, dan saudara-saudaraku? Aku tidak melihat mereka sejak entah kapan. 
Waktu layu saat itu. Tapi tidak bagi seorang pria yang membopong paksa seorang ibu yang 
duduk bersimpuh merapal doa keluar dari kamarnya. Hidup harus diperjuangkan, katanya. Dengan harapan yang sama, aku ingin meraih tangan seorang anak yang menangis kehilangan pegangan. Namun ia tidak tergapai. Oh, apakah itu tubuh seseorang yang baru saja kuinjak? Maaf, tuan, gerakku diluar kendaliku. Aku terdorong oleh gelombang manusia dalam ketakutan yang mendesak maju. Sepertinya saat ini setiap orang adalah untuk dirinya sendiri. Segalanya adalah tentang memperbesar peluang untuk selamat. Aku pasti sedang bermimpi. Tidak lama lagi seseorang akan membangunkanku.

II

Aku melihat keluar kaca, udara melipat. Pemanasan global, kata mereka. Di kiriku ada taman 
kota. Di sana, di atas bangku, di bawah pohon, sekumpulan remaja berkerumun memelototi sebuah telepon genggam. Mereka sebentar cekikikan, sebentar kemudian terdiam memusatkan perhatian. Entah apa yang sedang mereka tonton. Mungkin teman sekolah mereka yang sedang bercumbu terekam dalam gambar beresolusi rendah. Sedangkan tidak jauh dari sana aku dapati pamflet iklan jasa aborsi ditempel di tiang listrik. Ini bukanlah mimpi. 

Di sisi kananku ada Jaguar hitam, seorang sopir, seorang pria berjas, dan seorang wanita. Sang wanita sedang bergunjing melalui Blackberry sambil sesekali mendekatkan tangannya ke 
cahaya. Senyumnya mengembang setiap kali matanya menangkap kilau dari cincin yang baru 
melingkar di jarinya. Aku sempat beradu pandang dengan sang pria. Sepertinya aku bisa 
mendengarnya mengatakan "bukankah hidup ini indah?" Aku tidak sedang bermimpi, ini 
sungguh-sungguh terjadi.

Di radio ada berita tentang seekor harimau yang menyerang orang-orang yang memaksa membuka lahan. Di koran ada tulisan tentang aparat yang berkhianat. Aku tidak ingat di mana tepatnya aku terakhir mendengar seseorang mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja. Semua orang sepertinya mengatakan hal itu sekarang. Setelah mabuk, merokok, tertawa, dan ciuman perpisahan, semuanya akan baik-baik saja. Mereka bilang sampai jumpa esok hari, mari kita pulang dan menonton gosip di televisi, serta biarkan orang lain yang melakukan 
pekerjaan-pekerjaan merepotkan itu untuk kita. 

III

Kamu tertidur di kursi penumpang.

Kamu benar. Aku seharusnya mendengarkanmu. Aku seharusnya tidak mengambil jalan ini. Semakin penuh saja disini. Sepertinya ada satu mobil untuk setiap nama seseorang. Aku ingin menutup telinga dan mata. Tiba-tiba aku merasa sesak. Aku benar-benar merasa kita tidak akan baik-baik saja jika kita terus seperti ini.

Kamu terlihat damai ketika tidur.
 

catatan:
Four-minute warning (terj: peringatan empat menit) adalah sistem alarm publik yang 
dikembangkan oleh pemerintah Inggris selama Perang Dingin (1953-1992). Pemerintah Inggris memperkirakan bahwa butuh waktu empat menit (atau kurang) mulai dari saat ketika rudal nuklir yang diluncurkan oleh Uni Soviet dapat dikonfirmasikan sampai rudal tersebut mencapai  sasarannya di tanah Inggris. Setelah serangan rudal dikonfirmasikan, maka peringatan akan diteruskan kepada Royal Air Force, polisi, dan media untuk kemudian disebarluaskan kepada masyarakat.

6 comments:

Anonymous said...

Wow ! Great ! Are you sitor situmorang ?

Anonymous said...

hehe.. sitor situmorang? i'm not that good. trust me

SunDhe said...

hikz..
kok seakan diriku kembali pada msa kuliah dulu T_T
daku kan anak sejarah (hikz.. pengen balik kul lagi)

Marshmallow said...

ah, keren banget, ez!
kamu suka menulis dengan penuh metafora seperti kahlil gibran ya? bedanya, tulisanmu lebih bagus.

hampir sempurna. kenapa hampir? sebab ada tulisan "dimana" yang seharusnya "di mana". salah ketik aja tuh. (iya, iya, sori. aku emang cerewet!)

ezrasatya mayo said...

@hemma
hehe.. ini lagi. yg satu bilang sitor situmorang, yg satu bilang kahlil gibran. please dont do this to me. i'm not that good.
*tapi tetap mesam-mesem juga mendapat 'pujian' seperti itu*

hmm.. sebenarnya bukan salah ketik sih. tapi memang saya bingung. bahasa indonesia memang susah ya.
terimakasih atas koreksinya. sudah saya betulkan. semoga tdk ada yang salah lagi.
senengnya ngeblog ini ya begini, tulisan kita jadi ada umpan baliknya (quote dari blog teman).
:)

Anonymous said...

seolah diajak ke alam lain kalo baca karya2 mu mas. bener dech !!
tapi tenaaang saya ndak akan menyamakan anda dengan sitor situmorang atau kahlil gibran.
Pena mu tajam mengukirkan isi pintar dalam pikiran :)indah