Sunday, 8 March 2009

Kamu Bau Rumah

Kamu adalah hujan yang jatuh di punggung gunung. Orang-orang di balik selimut bergelung. 
Pria yang duduk dekat perapian bertanya tentang bagaimana-jika. Wanita yang memandang 
keluar jendela kepada rintik air. Tanah basah dan pohon pinus. Kabut menggantung. Ucapan 
terimakasih.

Aku adalah burung pembosan. Aku sangat ingin pergi liburan.

Dia adalah matahari pantai yang memandikan tubuh-tubuh telanjang. Anak-anak yang berlarian menerbangkan layang-layang. Mata riang menatap ombak pergi-kembali. Istana pasir yang 
menggodai laut. Semilir angin dan segelas minuman dingin. Garis cakrawala yang jauh. Ekstase 
petualangan.

Aku adalah burung pemabuk. Aku suka bersama dia.

Hari subuh ketika aku tersadar. Kasur yang hangat dan dia yang masih terpejam. Tetapi ada 
yang lain diantara aroma keringat. Sesuatu yang kukenal. Bau samar dari tempat yang jauh. 
Apakah itu kamu? Terbawa oleh sayap kelelawar yang hinggap di pohon buah. Tertiup angin yang mengusap daun-daun. Terbang dalam perjalanan panjang mengarungi jeram dan lembah. Hingga akhirnya menempel di tubuh para nelayan, menyusup melalui jendela, dan sampai ke hidungku.

Aku adalah burung yang lelah. Aku ingin pulang.

15 comments:

SunDhe said...

aku pernah berpikir
bahwa aku adalah angin, yang bebas
ketika seorang merindukanku,
maka ia akan mengingatku
mengingatku lewat sentuhan angin itu..

tapi, sesaat aku tersadar
aku bukan angin..
aku hanyalah aku
sesosok yang begitu rindukan rumah
seseorang yang begitu ingin pulang dan kembali
setelah sekian jalanan tertempuhi

.putt. said...

when I read the tittle, I hear a song from Michael Buble - Home.
dunno why..

Anonymous said...

Jujur,gua bingung mau komen apa,Nggak akan sebagus yang di atas .Tapi, thats a great words my man.Bisa 20 puluh cewe kalo gua bisa merangkai kata seperti itu.

Tapi karena nggak,Tak satupun deh :D

Anonymous said...

@dhe
rumah adalah dimana hati berada

@putt
hehe.. ayo kita nyanyi samasama..
let me go home...
i’m just too far
from where you are
i wanna come home

@kk
bisa jg digunakan utk merangkul 20 cowok lho..
:)

Marshmallow said...

huehehe...
moral of the story: makanya jangan suka selingkuh. sejauh-jauh burung terbang, akhirnya pulang ke sarang juga kan? *sotoybanget.com*

another cool post of yours, ez!

ezrasatya mayo said...

@hemma
ahaha.. aku ketahuan... *sstt.. jangan bilang-bilang ya..*
rumput tetangga memang hanya kelihatannya lebih hijau

Anonymous said...

cool!

serasa baca puisi chairil yang buat gadis rasid. cuma kurang bagian nasionalisme-nya aja. 'bangsa muda menjadi; baru bisa bilang aku.'

Jenny Jusuf said...

:'-)

Anonymous said...

@sonny
yes, thanks sdh memperkenalkan chairil ke aku.
aku ingin mendarat, sonn

@jenny
knapa, jen? ah, sonny emang suka gitu. udah, ga usah dipikirin. *melirik ke ami*

Anonymous said...

weeeeh sebut2 eijk :|

btw, suka postingan lo
habis baca rasanya jadi pengen bikin muka kayak JJ itu, heu

sonn said...

ezra: hahaha, kalo kata catatan pinggir goenawan mohammad tentang buat gadis rasid: buat chairil, yang penting itu perjalanannya, bukan tujuannya :p

Anonymous said...

saya sangat sangat sangat suka tulisan iniii
indah.
terharu..
hiks

nicely done :)

ezrasatya mayo said...

ami: tengkyu ami
jadi, moral of the story is .... *melirik ke sonny*

sonn: haha.. bukannya emang kita semua gitu? kcuali gerombolan fascist macam hitler dan mussolini. memang lebih penting perjalanannya, krn bagaimanapun pulang hanyalah kemana kita akan menuju pada akhirnya, whatever that means

nike: thanks.. thanks.. thanks.. to you

trinanti said...

manis :)

Anonymous said...

Biarkan aku menjadi mentari..
Yang kau pandang dari balik tirai..
Memandikan anak-anak yang telanjang di pantai..
Dan tak pernah lupa untuk kembali..
Menyapamu esok pagi.

*itba2 puitis baca tulisan ini*

Anyway, nice post mas Ezra, I like this one :)

Salam,

Silly